Mobil listrik dari sudut pandang
ekonomi
Tucuxi
merupakan salah satu mobil listrik karya anak bangsa. Mobil ini cukup
membanggakan bagi bangsa Indonesia, karena yang membuat rancangan mobil listrik
mewah ini adalah seorang anak bangsa yang bernama Danet Suryatama yang
merupakan lulusan ITS Surabaya dan bergelar Doctor dari Michigan AS. Apalagi
pembuatan mobil ini sangat didukung oleh Menteri BUMN. Bapak Dahlan mengatakan
“pembuatan mobil ini merupakan bagian dari industry strategis”. Produksi
mobil listrik mewah ini dapat dijadikan celah dan peluang dalam industry otomotif
Indonesia untuk mengurangi penggunaan bahan bakar minyak yang semakin menipis.
Industry ini juga memiliki prospek yang sangat baik ditengah issue semakin
populernya kendaraan hemat energi, ramah lingkungan dan zero emisi.
Menteri
BUMN Dahlan Iskan menegaskan, pembuatan mobil listrik, baik yang berkonsep citycar maupun
Tucuxi, merupakan proyek pribadinya. Ini sekaligus menepis anggapan bahwa mobil
listrik tersebut merupakan proyek Kementerian BUMN.
"Ini
proyek pribadi," kata Dahlan saat ditemui di Kantor Kementerian
Perekonomian Jakarta, Rabu (9/1/2013).
Menurut
Dahlan, pihaknya menginginkan agar proyek mobil listrik ini menjadi kebanggaan
bangsa Indonesia ke depan. Dia rela dijadikan bahan percontohan untuk proyek
mobil listrik ini. Dahlan rela mengeluarkan dana sekitar Rp 3 miliar untuk
memesan mobil listrik Tucuxi langsung dari pembuatnya, Danet Suryatama; dibantu
oleh Kunto Wibisono, pemilik bengkel Kupu-Kupu Malam di Yogyakarta. Kunto
berperan membuat rangka (sasis) mobil tersebut. Dahlan juga mengeluarkan uang
dari kocek pribadi sebesar Rp 200 juta-Rp 300 juta untuk mobil listrik konsep citycar yang dibuat
oleh Dasep Ahmadi di sebuah bengkel pribadi di Depok.
"Saya
ini hanya pesan, membiayai saja. Nanti kalau ada yang mau memproduksi mobil
listrik ini, silakan saja. Pemerintah sudah mendorong mobil listrik jadi mobil
masa depan. Duit itu juga dana pribadi saya," tambahnya.
Rencananya,
pertengahan tahun ini seharusnya mobil listrik bisa diproduksi secara massal.
Sebab, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginginkan ada peluncuran mobil
listrik nasional pada Mei 2013 mendatang.
"Sekarang
tinggal masalah perizinan, aturan-aturan, dan terus melakukan uji coba sebelum
mobil listrik ini siap diproduksi massal," tambahnya.
Meski
masih menjadi proyek pribadi, ke depan pemerintah menginginkan agar mobil
listrik bisa diproduksi secara massal dan bisa menjadi mobil nasional di masa
mendatang. "Saat ini aturan tentang mobil listrik, baik perizinan, pelat
nomor, maupun komponen masih diatur oleh pemerintah," tambahnya.
Nanti
mobil listrik ini akan dikoordinasikan oleh Menteri Perindustrian, Menteri
Ristek, Menteri Perhubungan, hingga Menteri Perhubungan. "Jadi yang
mengoordinasikan bukan saya. Itu mereka. Saya hanya jadi konsumen pertama
saja," tambahnya.
Terkait masalah dengan teknologi baterai bisa menjelaskan mengapa ada
begitu banyak penggunaan sel bahan bakar
saat ini. Dibandingkan dengan baterai, sel bahan bakar akan lebih kecil, lebih ringan dan langsung diisi ulang. Ketika didukung oleh hidrogen murni, sel bahan bakar tidak
memiliki masalah
dengan lingkungan yang terkait dengan
bensin. Hal ini sangat memungkinkan bahwa mobil-mobil listrik masa depan akan mendapatkan listriknya dari sel bahan bakar. Masih banyak
penelitian dan pengembangan yang
akan terjadi, namun,
sel bahan bakar yang lebih murah dapat
diandalkan untuk mendukung mobil
listrik.
Hampir setiap mobil listrik memiliki satu baterai lainnya.Yakni baterai timbal-asam 12-volt yang normal . Baterai 12-volt menyediakan daya untuk aksesoris - hal-hal lain seperti lampu, radio, kipas angin, komputer, kantong udara, wiper, power window dan instrumen lain dalam mobil. Karena semua perangkat sudah tersedia dan standar di 12 volt, maka masuk akal bila di lihat dari sudut pandang ekonomi untuk menggunakannya pada mobil listrik.
Oleh karena itu, sebuah mobil listrik memiliki baterai timbal-asam 12-volt yang normal untuk catu daya semua aksesoris. Untuk menjaga baterai tetap terisi, mobil listrik membutuhkan konverter DC-to-DC. Konverter ini mengambil daya DC dari array baterai utama ( misalnya, 300 volt DC) dan mengkonversi ke 12 volt untuk mengisi ulang baterai aksesori. Ketika mobil menyala, aksesoris mendapatkan catu daya mereka dari konverter DC-to-DC. Saat mobil dimatikan, mereka mendapatkan daya mereka dari baterai 12-volt seperti di kendaraan bertenaga bensin.
Hampir setiap mobil listrik memiliki satu baterai lainnya.Yakni baterai timbal-asam 12-volt yang normal . Baterai 12-volt menyediakan daya untuk aksesoris - hal-hal lain seperti lampu, radio, kipas angin, komputer, kantong udara, wiper, power window dan instrumen lain dalam mobil. Karena semua perangkat sudah tersedia dan standar di 12 volt, maka masuk akal bila di lihat dari sudut pandang ekonomi untuk menggunakannya pada mobil listrik.
Oleh karena itu, sebuah mobil listrik memiliki baterai timbal-asam 12-volt yang normal untuk catu daya semua aksesoris. Untuk menjaga baterai tetap terisi, mobil listrik membutuhkan konverter DC-to-DC. Konverter ini mengambil daya DC dari array baterai utama ( misalnya, 300 volt DC) dan mengkonversi ke 12 volt untuk mengisi ulang baterai aksesori. Ketika mobil menyala, aksesoris mendapatkan catu daya mereka dari konverter DC-to-DC. Saat mobil dimatikan, mereka mendapatkan daya mereka dari baterai 12-volt seperti di kendaraan bertenaga bensin.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar