Sabtu, 09 Februari 2013

Mobil listrik dari sudut pandang ekonomi


Mobil listrik dari sudut pandang ekonomi

Tucuxi merupakan salah satu mobil listrik karya anak bangsa. Mobil ini cukup membanggakan bagi bangsa Indonesia, karena yang membuat rancangan mobil listrik mewah ini adalah seorang anak bangsa yang bernama Danet Suryatama yang merupakan lulusan ITS Surabaya dan bergelar Doctor dari Michigan AS. Apalagi pembuatan mobil ini sangat didukung oleh Menteri BUMN. Bapak Dahlan mengatakan “pembuatan mobil ini merupakan bagian dari industry strategis”.  Produksi mobil listrik mewah ini dapat dijadikan celah dan peluang dalam industry otomotif Indonesia untuk mengurangi penggunaan bahan bakar minyak yang semakin menipis. Industry ini juga memiliki prospek yang sangat baik ditengah issue semakin populernya kendaraan hemat energi, ramah lingkungan dan zero emisi.
Menteri BUMN Dahlan Iskan menegaskan, pembuatan mobil listrik, baik yang berkonsep citycar maupun Tucuxi, merupakan proyek pribadinya. Ini sekaligus menepis anggapan bahwa mobil listrik tersebut merupakan proyek Kementerian BUMN.
"Ini proyek pribadi," kata Dahlan saat ditemui di Kantor Kementerian Perekonomian Jakarta, Rabu (9/1/2013).
Menurut Dahlan, pihaknya menginginkan agar proyek mobil listrik ini menjadi kebanggaan bangsa Indonesia ke depan. Dia rela dijadikan bahan percontohan untuk proyek mobil listrik ini. Dahlan rela mengeluarkan dana sekitar Rp 3 miliar untuk memesan mobil listrik Tucuxi langsung dari pembuatnya, Danet Suryatama; dibantu oleh Kunto Wibisono, pemilik bengkel Kupu-Kupu Malam di Yogyakarta. Kunto berperan membuat rangka (sasis) mobil tersebut. Dahlan juga mengeluarkan uang dari kocek pribadi sebesar Rp 200 juta-Rp 300 juta untuk mobil listrik konsep citycar yang dibuat oleh Dasep Ahmadi di sebuah bengkel pribadi di Depok.
"Saya ini hanya pesan, membiayai saja. Nanti kalau ada yang mau memproduksi mobil listrik ini, silakan saja. Pemerintah sudah mendorong mobil listrik jadi mobil masa depan. Duit itu juga dana pribadi saya," tambahnya.
Rencananya, pertengahan tahun ini seharusnya mobil listrik bisa diproduksi secara massal. Sebab, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginginkan ada peluncuran mobil listrik nasional pada Mei 2013 mendatang.
"Sekarang tinggal masalah perizinan, aturan-aturan, dan terus melakukan uji coba sebelum mobil listrik ini siap diproduksi massal," tambahnya.
Meski masih menjadi proyek pribadi, ke depan pemerintah menginginkan agar mobil listrik bisa diproduksi secara massal dan bisa menjadi mobil nasional di masa mendatang. "Saat ini aturan tentang mobil listrik, baik perizinan, pelat nomor, maupun komponen masih diatur oleh pemerintah," tambahnya.
Nanti mobil listrik ini akan dikoordinasikan oleh Menteri Perindustrian, Menteri Ristek, Menteri Perhubungan, hingga Menteri Perhubungan. "Jadi yang mengoordinasikan bukan saya. Itu mereka. Saya hanya jadi konsumen pertama saja," tambahnya.
Terkait masalah dengan teknologi baterai bisa menjelaskan mengapa ada begitu banyak penggunaan sel bahan bakar saat ini. Dibandingkan dengan baterai, sel bahan bakar akan lebih kecil, lebih ringan dan langsung diisi ulang. Ketika didukung oleh hidrogen murni, sel bahan bakar  tidak memiliki masalah dengan lingkungan yang terkait dengan bensin. Hal ini sangat memungkinkan  bahwa mobil-mobil listrik masa depan akan  mendapatkan listriknya dari sel bahan bakar. Masih banyak penelitian dan pengembangan yang akan terjadi, namunsel bahan bakar yang lebih murah dapat diandalkan untuk mendukung mobil listrik.
   
    Hampir setiap mobil listrik memiliki satu baterai lainnya.Yakni baterai timbal-asam 12-volt yang normal . Baterai 12-volt menyediakan daya untuk aksesoris - hal-hal lain seperti lampu, radio, kipas angin, komputer, kantong udara, wiper, power window dan instrumen lain dalam mobil. Karena semua perangkat sudah tersedia dan standar di 12 volt, maka masuk akal bila di lihat dari sudut pandang ekonomi  untuk menggunakannya pada mobil listrik.

    Oleh karena itu, sebuah mobil listrik memiliki baterai timbal-asam 12-volt yang normal untuk catu daya semua aksesoris. Untuk menjaga baterai tetap terisi, mobil listrik membutuhkan konverter DC-to-DC. Konverter ini mengambil daya DC dari array baterai utama ( misalnya, 300 volt DC) dan mengkonversi ke 12 volt untuk mengisi ulang baterai aksesori. Ketika mobil menyala, aksesoris mendapatkan catu daya mereka dari konverter DC-to-DC. Saat mobil dimatikan, mereka mendapatkan daya mereka dari baterai 12-volt seperti di kendaraan bertenaga bensin.

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar