Efisiensi pasar modal
Efisiensi merupakan suatu ukuran
keberhasilan yang dinilai dari segi besarnya sumber/biaya untuk mencapai hasil
dari kegiatan yang dijalankan.
Pengertian
efisiensi menurut Mulyamah (1987;3) yaitu:
“Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan rencana penggunaan masukan dengan penggunaan yang direalisasikan atau perkataam lain penggunaan yang sebenarnya”
“Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan rencana penggunaan masukan dengan penggunaan yang direalisasikan atau perkataam lain penggunaan yang sebenarnya”
Sedangkan
pengertian efisiensi menurut SP.Hasibuan (1984;233-4) yang mengutip pernyataan
H. Emerson adalah:
“Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara input (masukan) dan output (hasil antara keuntungan dengan sumber-sumber yang dipergunakan), seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai dengan penggunaan sumber yang terbatas. Dengan kata lain hubungan antara apa yang telah diselesaikan.”
“Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara input (masukan) dan output (hasil antara keuntungan dengan sumber-sumber yang dipergunakan), seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai dengan penggunaan sumber yang terbatas. Dengan kata lain hubungan antara apa yang telah diselesaikan.”
Dan
menurut Soekartawi (1989:29), mengemukakan bahwa efisiensi pemasaran akan
terjadi jika :
1. Biaya pemasaran bisa ditekan sehingga ada keuntungan
2. Pemasaran dapat lebih tinggi
3. Prosentase pembedaan harga yang dibayarkan konsumen dan produsen tidak terlalu tinggi.
4. Tersedianya fasilitas fisik pemasaran.
1. Biaya pemasaran bisa ditekan sehingga ada keuntungan
2. Pemasaran dapat lebih tinggi
3. Prosentase pembedaan harga yang dibayarkan konsumen dan produsen tidak terlalu tinggi.
4. Tersedianya fasilitas fisik pemasaran.
Adapun
untuk mencari tingkat efisiensi dapat digunakan rumus sebagai berikut :
Efisiensi = Input Target/Input Aktual >=1
Ø Jika input yang ditargetkan berbanding input aktual lebih besar atau sama dengan 1 (satu), maka akan terjadi efisiensi.
Ø Jika input yang ditargetkan berbanding input aktual kurang daripada 1 (satu), maka efisiensi tidak tercapai.
Efisiensi = Input Target/Input Aktual >=1
Ø Jika input yang ditargetkan berbanding input aktual lebih besar atau sama dengan 1 (satu), maka akan terjadi efisiensi.
Ø Jika input yang ditargetkan berbanding input aktual kurang daripada 1 (satu), maka efisiensi tidak tercapai.
Definisi
Emery dan Finnerty
menyebutkan bahwa konsep efisiensi pasar modal adalah efek samping dari
penerapan investor terhadap prinsip-prinsip keuangan (principles of finance)
dalam pasar modal. Dalam setiap aspek kehidupan, menurut keduanya, setiap orang
memiliki suatu prinsip umum yang akan diterapkan termasuk dalam masalah
keuangan. Keduanya mendefinisikan konsep efisiensi pasar modal sebagai harga
pasar dari sekuritas yang diperdagangkan secara reguler di pasar modal
mencerminkan seluruh informasi yang ada dan melakukan penyesuaian secara utuh
dan cepat terhadap informasi baru.
Seperti dijelaskan oleh
Jogiyanto, setidaknya ada empat definisi tentang efisiensi pasar modal.
Pertama, efisiensi pasar diukur
seberapa jauh harga-harga sekuritas menyimpang dari nilai instrinsiknya
(Beaver,1989). Konsep ini berawal dari praktek para analis sekuritas yang
mencoba menemukan sekuritas dengan harga yang kurang benar (mispriced). Untuk
itu pasar modal efisien yaitu pasar modal dimana harga pasarnya tidak
menyimpang dari nilai instrinsiknya.
Kedua, efisiensi pasar
diukur berdasarkan akurasi dari ekspektasi harganya (Fama, 1970). Fama
mendefinisikan bahwa pasar modal efisien yaitu jika harga-harga sekuritas
mencerminkan secara penuh informasi yang tersedia. Konsep ini mendapat kritik
dari Beaver (1989). Beaver menyebut bahwa proses perubahan harga karena adanya
informasi baru sebagai sesuatu yang sirkular. Karenanya efisiensi pasar tidak
saja didasarkan pada ada tidaknya perubahan harga karena informasi baru, tetapi
seberapa cepat dan tepat perubahan tersebut juga menentukan efisien tidaknya
sebuah pasar. Konsep Fama tentang akurasi harga juga mendapat kritik, sehingga
Fama sendiri menyadari bahwa konsep tersebut memerlukan sebuah benchmark untuk
menunjukkan akurasi dari harga yang diharapkan. Fama memperjelas konsepnya
dengan melakukan uji gabungan model ekuilibrium capital asset pricing model
(CAPM) sehingga efisiensi pasar dapat diuji.
Ketiga, efisiensi pasar
didasarkan pada distribusi dari informasi pasar yang tersedia (Beaver,1989).
Jika Fama (1970) lebih menekankan pada akurasi dari harga pasar yang diharapkan
dengan asumsi bahwa semua investor mempunyai pengharapan yang sama, maka Beaver
(1989) lebih menekankan pada distribusi informasi. Pasar dikatakan efisien jika
harga yang terjadi setelah informasi diterima oleh pelaku pasar sama dengan
harga yang akan terjadi jika setiap orang mendapatkan informasi tersebut.
Karenanya efisiensi pasar terjadi jika dan hanya jika harga-harga bertindak
seakan-akan setiap orang mengamati sistem informasi tersebut.
Pasar modal dikatakan efisiensi bila informasi dapat diperoleh dengan
mudah dan murah oleh pemakai modal, sehingga informasi yang relevan dan
terpercaya dan telah tercermin dalam harga-harga saham. Sebagian besar saham
dihargai dengan tepat dan pemodal dapat memperoleh imbalan normal dengan
memilih secara acak saham-saham dalam resiko tertentu. Karena penyampaian informasi
begitu sempurna, tidak mungkin bagi pemodal manapun untuk memperoleh laba
ekonomi (imbalan abnormal) dengan memanipulasi informasi yang tersedia khusus
baginya.
Ciri penting efisiensi pasar adalah gerakan
acak (random walk) dari
harga pasar saham. Harga saham secara cepat bereaksi terhadap berita-berita
baru yang tidak terduga, sehingga arah gerakannyapun tidak bisa diduga.
Sepanjang suatu kejadian bisa diduga, kejadian itu sudah tercermin pada harga
saham (Pandji, Piji, 2001:83).
Jadi yang dimaksud dengan pasar modal yang efisien adalah pasar
dimana semua informasi yang tersedia secara luas dan murah untuk para informasi
dan investor yang relevan telah dicerminkan dalam harga-harga sekuritas
tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar